“apa kbr chayang? Kmu tw g’...? INDONESIA skr gempar dng film br berjudul ayat2 conta.Ktx diangkat dr novel berjdl sm.Crtx ttg anak indo yang kull di al ashar.crtx seru syang k2 blm liat,he,.”

Seperti tulisan di atas sms dari kakak-ku di indonesia yang aku terima kemarin siang saat lagi nyantai duduk di mesjid al-azhar sambil ngobrol ringan dengan Qalby “manusia paling nge-BT-in”.

Pikiran yang pertama kali nyantol di kepala waktu membaca sms tersebut; se-boombastis itukan film yang katanya habis dibajak? Sampe kakak gw yang hobi nonton sinetron ikutan “ter-gila-gila” dengan film garapan Hanung Bramantyo? Bahkan di daerah yang nggak ada bioskopnya sekalipun ikutan “gila!”.

Kemarin sempat dengar cerita lucu kalau ada orang, karena nge-bet penasarannya dengan film ayat-ayat cinta hingga rela menempuh perjalanan 4 jam hanya untuk nonton film tersebut. Yah, karena di daerah mereka tidak ada bioskop jadi terpaksa ke makassar.

Ayat-ayat cinta memang penuh dengan kejutan. Pertama kali cetak pada tahun 2004 langsung menjadi best seller. Mungkin Kang Abik belum sempat mengadakan tasyakuran, novel AAC kembali harus cetak sampai lebih 20 kali. Lagi-lagi kegembiraan atas kesuksesan ayat-ayat cinta belum habis, kegembiraan lain datang menyapa. MD Production menawar ayat-ayat cinta untuk diangkat ke layar lebar, dan memberikan kepercayaan kepada Hanung Bramantyo menjadi sutradara. Rasanya sempurna sudah kegembiraan atas setiap inci kesuksesan kang Abik.

Tapi inilah hidup. Di setiap perjalanan selalu ada kegagalah. Setelah gagal menggarap film ayat-ayat cinta di kairo, MD Production banting stir ke India. Film AAC pun digarap di dua negara; Indonesia dan India.

Hidup selalu penuh dengan kejutan. Itulah yang terjadi dengan AAC. Belum sempat di tayangkan di bioskop bahkan tayang Primeri-nya pun belum sempat diputar, ternyata versi bajakan-nya telah beredar. Sebagian yang merasa tersiksa menunggu film AAC keluar akhirnya ikutan meng-konsumsi film ayat-ayat cinta the movie BAJAKAN.

Ini adalah sejarah dalam dunia per-film-an Indonesia, untuk pertama kalinya film dalam negeri dibajak. Biasanya film yang sering dibajak hanya film luar negeri atau film yang nantinya akan masuk Oscar. Ah, mugkin film AAC memang akan masuk oscar, dan ini mungkin telah diprediksikan oleh badan pembajak film Indonesia.

Setelah AAC the movie tayang di bioskop, lagi-lagi membuat kejutan. Film AAC “meledak” Bung. Meski telah dibajak tapi sepertinya tidak berpengaruh. Penonton tetap harus ngantri bahkan kehabisan tiket nonton. Dan hampir terjadi di setiap bioskop di seluruh Indonesia. Berarti bukan hanya novel-nya saja yang sukses tapi film-nya pun sukses, kang Abik dan mas hanung pun sukses.

0 Komentar: