Rihlah Part II

Sok Cueq...!?!?

Bus yang kami tumpangi tiba-tiba berhenti. Aku terbagun, memperbaiki posisi tempat duduk ku kembali. Pemandangan di luar terlihat gelap, hanya ada sedikit cahaya lampu yang terletak di bagian depan mobil. Ternyata kami berhenti di sebuah pos polisi buat diperiksa. Memang di mesir terkenal dengan pemeriksaan yang extra ketat. Tampak sang ketua panitia rihlah berbicara dengan seorang petugas, dan seorang lagi petugas kepolisian naik kedalam bus untuk memastikan keadaan baik-baik saja.

Salah seorang panitia mengumumkan untuk peserta rihlah supaya mengeluarkan paspor dengan visa yang masih berlaku atau kartu mahasiswa al-azhar. Mengapa harus kartu mahasiswa al-azhar? Karena al-azhar punya kekuatan besar dan diperhitungkan oleh pemerintah. Jadi memperlihatkan kartu mahasiswa al-azhar itu sudah cukup, dan tantu saja bagi mereka yang memiliki kartu mahasiswa Al-Azhar pasti juga punya visa tinggal.

Suasana kembali aman terkendali, bus berjalan meninggalkan pos penjagaan. Kembali suasana menjadi gelap, yang ada hanya cahaya lampu bus dan cahaya redup bulan di langit. Sebagian teman kembali melanjutkan tidur yang sempat terpotong ditengah jalan. Tadi barusan seorang panitia mengumumkan bahwa jarak perjalana kita tersisa kurang lebih satu setengah jam lagi. Sebagian teman mungkin berpikir mubazzir jika membuang waktu sejam setengah itu hanya melamun yang nggak jelas, mending tidur aja.

Sedangkan mata saya sudah tidak bisa diajak kompromi buat tidur lagi. Untung saya membawa MP3 player, sekedar mengusir kejenuhan dan kebosanan duduk di bus berjam-jam. Lagu Jason Mraz [I’m Yours] mengalun dengan indah, menemani diriku dalam kegelapan bus, sementara mata terus memandang keluar kaca jendela bus. Daerah yang kita lewati benar-benar luar biasa. Tak ada satupun tanda-tanda kehidupan yang aku jumpai, yang ada hanya gunung batu dikiri kanan jalan dan gelap malam.

Dengan pelan lagu Jason Mraz berganti dengan d'cinnamons [Semua Yang Ada]. Musik akustik lembut itu sangat terasa. Mataku terasa berat, sementara sayup-sayup terdengar lagu d'cinnamons berganti dengan lagu lain. Aku tidak terpikir lagi judulnya apa, yang jelas semuanya terasa ringan, melayang pergi dengan kelelahanku. Aku kembali tertidur pulas.

Bus kembali berhenti, lampu di dalam bus menyala dengan terang. Aku terbangun dengan air liur yang hampir terjatuh dengan indah dari mulut gw [canda ding, nggak kok]. Satu persatu peserta rihlah turun dari bus, sedangkan aku memilih memakai jaket terlebih dahulu sebelum turun dari bus. Pastinya di luar sudah agak dingin. Selain jaket, membawa sarung itu juga penting, termasuk membawa mp3 dengan headset gede yang bisa nutupin seluruh telinga, lumayan buat ngurangin rasa dingin. Satu tips yang pastinya sering kami praktekkan jika musim dingin bahwa jika anda tidak ingin kedinginan, maka tutuplah telinga anda.

Sebelum mendaki kita makan malam terlebih dahulu. Memang dari tadi perutku sudah menyanyi dengan gaya RAP campur keroncong. Tapi namanya juga rencana panitia, mau gimana lagi, terpaksa makan malamnya terlambat, sesuai rencana panitia. Meski kami semua tahu kalo panitia juga kelaperan. Selesai makan kita kumpul melingkar untuk mendegarkan sekilas sejarah tempat yang akan kita kunjungi di atas gunung nanti.

Setelah berbicara panjang lebar dan dengan mimik yang dibikin seserius mungkin, akhirnya selesai sudah kumpul-kumpul itu. Sekrang kita bersiap naik gunung. Kelompok pun dibagi berdasarkan absen peserta, dan aku termasuk kelompok 4, dan parahnya tak satupun peserta rihlah dari kelompok 4 yang gw kenal. Akal gw dengan cepat berputar, mencari jalan gimana caranya gw bisa satu rombongan ama temen-temen yang akrab ma gw. Tapi oh tetapi rencana buat di kelompokkan jadi bubar, berantakan. Sekarang semuanya berjalan bersama, tak ada per-kelompok lagi sesuai rencana. Dan sekranglah saatnya untuk membuktikan dirimu kuat dan mampu untuk sampe di atas gunung, dan buat yang punya temen wanita maka bersiaplah untuk menjadi pengawalnya, karena gw yakin cewek pasti lebih sering istirahat daripada cowok.

Disebelah kiri gw berdiri sosok mahluk cantik, ini dia gadis yang duduk dikursi no3 sebelah kanan tadi. Belom sempat aku benar-benar memperhatikannya, dia keburu pergi meninggalkank u. Tapi tunggu dijalan mendaki nanti aku pasti akan menemuinya lagi. To be continue

5 Komentar:

  1. fiqel mengatakan...

    ih si ipang gaya bnr.
    crita pke 'to be continue'.
    hhe.

  2. Armstrong da Jimmy mengatakan...

    hohoho gw tahu tuh cewe yg disamping loe, jangan jangan yg kamren itu ye?

  3. Anonim mengatakan...

    suit suit... cewek kenalan dong..

    ipang buka kuis tebak-tebakan yah....
    hadiahnya apa?

  4. ..Ica.. mengatakan...

    ciye ciye.. gadis di kursi no 3, hamparan gurun pasir pun berasa musim semi nan bertaburan bunga sakura. halahh naon coba..

    huahahaha..qiqiqiqi..maap..maap.. gi error nih..

    ayoo lanjutkan ceritamu nak..

  5. -=-IpanG-=- mengatakan...

    [fiqel] iyyah dong gaya itu perlu..meski kita bita bukan penulis kondang[an] tapi setidaknya menyamainya kan nggak papa..hehehe..

    [armstrong] cewek yang mana yang kemarin?? bukan bung.., anda salah.!

    [mamae yusuf] ceweknya termasuk high class mam, jadi takut gw buat deket2..hihiih..

    [ica]gw nggak bisa bayangin, bunga sakura tumbuh di padang pasir, kek apa yah modelnya?

    siap cerita di lanjut...