-=-Cerita dari sudut kota debu-=-

Setiap sesuatu mempunyai padanan serta lawan *nggak nemu bahasa yang bagus*. Ada hitam berarti ada putih, ada baik ada buruk. Ada indah ada Jelek, Ada senang dan ada sedih. Semua berorientasi bahwa ada lawan berarti ada kawan.

Tapi berbeda dengan kehilangan dan kesedihan. Dua kata ini justru menjadi sebuah icon sebab-musabab (sebab akibat). Kesedihan merupakan akibat dari kehilangan, sedangkan kehilangan merupakan "langkah" menuju kesedihan. Kedua kata ini tidak bisa lepas, sudah menyatu seperti dua sisi mata uang logam, atau seperti malam dan siang.

Kehilangan.
Kehilangan itu seperti membayar semua hal yang pernah kita abaikan, Atau lebih mirip "deposito" untuk sebuah hasil yang akan kita dapatkan kelak. Jadi sama artinya jika kehilangan itu sebenarnya tidak hilang *pusing* tapi hanya berpindah tempat *KAN DEPOSITO*. Seperti orang yang meninggal, sebenarnya tidak hilang hanya berpindah alam. Kecopetan berarti berpindah dari milik kita ke milik pencopet tersebut. Atau putus cinta, berarti berpindahnya dari satu hati ke hati yang lain.

Kesedihan.
Berasal dari kata sedih kemudian dalam bahasa Indonesia ditambahkan awalan ke dan akhiran an *ya iyyalah*. Saya tidak ingin memperpanjang dengan membedah kata "kesedihan", saya hanya ingin mengatakan, bahwa kebanyakan sumber dari kesedihan itu adalah kehilangan.

Ngomongin kehilangan dan kesedihan, saya teringat dompetku yang hilang (berpindah tempat) 3 hari lalu . Kalau teman-teman mengatakan dompet saya hilang, maka saya sendiri mengatakan dompet saya berpindah tempat. Masalahnya sekarang adalah, berpindah kemana? atau ke siapa?

*pertanyaan goblok, kalo saya tahu dompet itu berpindah kemana/siapa, tentu bukan hilang namanya. ha...