Ramadhan Bulan Kenangan.

Ramadhan karem. Aku atau bahkan setiap muslim di dunia ini pasti menantikan bulan istimewa ini. Saat dimana ALLAH dengan lapang membuka pintu surganya, sekaligus mengampuni dosa-dosa hambanya dan melipat gandakan segala amal perbuatan mahluknya.

Banyak hal-hal yang tidak berubah dengan suasana bulan ramadhan di Mesir, sama seperti waktu pertama kali saya menjalaninya di musim dingin empat tahun silam. Ramadhan yang Indah justru berubah menjadi bulan yang menyedihkan.

Kebiasaan menjalani bulan ramadhan dengan keluarga, memberikan kerinduan akan suasana kebersamaan. Memang akan terasa berbeda menjalani ramadhan dengan keadaan jauh dari orang-orang dekat kita. Tapi seiring pergantian waktu, hal itu berubah. Bahkan kerinduan “permanen” yang menemani kita ketika bulan ramadhan, justru berubah menjadi bumbu tersendiri dalam setiap inci perjalan hidup kita di negeri rantau ini.

Inilah sisi menarik ketika menjalani bulan penuh berkah di negeri orang. Ada semangat dan perasaan lain (atau mungkin hanya saya), yang justru tidak saya dapatkan ketika menjalani bulan ramadhan di negeri sendiri. Salah satunya adalah belajar bangun dan masak untuk sahur, tentunya tanpa bantuan orang tua. Satu pengalaman yang akan menjadi sejarah tersendiri.

Beginilah rasanya menjalani ramadhan dengan sejuta perasaan “nano-nano”. Antara perasaan senang, rindu dan sedih bercampur jadi satu. Benar adanya jika ramadhan itu adalah bulan penuh rahmat dengan limpahan musaadah, sekaligus menjadi bulan kenangan ketika kita kembali ke tanah air nanti.

3 Komentar:

  1. fiqel mengatakan...

    waah ipang jago masak doong! hehe.

  2. Anonim mengatakan...

    selamat berpuasa ya..

  3. apurie mengatakan...

    bagus potona euy..