-=-Cerita dari sudut kota debu-=-

Coba kita liat dan kita nilai beberapa hal yang membuat rencana harus tertunda dan dikerjakan dengan tergesa-gesa.
1. Rencana kemarin bangun pagi kemudian berangkat ke sekertariat KKS jam 10.00. Tapi ternyata molor dan berubah jadi kolor [aih..] rencana terbengkalai. Saya baru terbangun jam 11.00, secara tadi subuh baru tidur setelah sahur.

2. Rencana buat baca Al-Qur'an satu juz pagi kemarin ternyata tidak tercapai. Karena bangun terlambat, saya baru bisa ngaji-nya saat di mobil waktu berangkat ke KKS, itu juga setengah juz, padahal target awal adalah satu Juz.

3. Rencana setelah buka puasa adalah ke dokter di H7, tapi ternyata tidak jadi dengan alasan yang tidak bisa saya sebutkan disini [lupa bawa duit ding].

4. Rencana pulang rumah setelah tarawehan ternyata tertunda dikarenakan di jalan bertemu Qalby dan Izur. Akhirnya mampir lagi nge-asob di bawah rumahnya.

Lengkap sudah semua hal yang saya tunda selama sehari kemarin, dan hasilnya adalah sebelum sahur dini hari tadi, saya akhirnya menyelesaikan bacaan Qur'an setengah juz lagi.

Bagaimana dengan sahur, buka puasa dan tarawehan? Apakah molor juga?

He he he, tarawehan malam pertama sukses "setengah". Yah, karena karena dari 8 rakaat shalat taraweh hanya 4 rakaat yang mampu terlaksanakan di mesjid dan selebihnya dilaksanakan di rumah. Alasannya simpel aja, "tidak sanggup menyelesaikan sampe 8 rakaat". Imam shalatnya lumayan lambat baca surah Al-Qur'an-Nya, ditambah panjang surahnya bikin betis dan tumit tidak mampu menahan beban tubuh. Badan mulai oleng kiri-kanan, mata jadi merem-melek, setelah rakaat ke 4 menghilang-lah diriku ini. Nggak kuat...

Tarawehan pertama yang menyedihkan, dan kembali terulang di tarawehan ke dua, hanya mampu 4 rakaat.