Romantisme Kampungan

Kaos kejam

Angin dingin berhembus dari utara, membawa pesan-pesan cinta di musim dingin. Matahari bersinar cerah dengan balutan awal yang sedikit membuat cahayanya tidak terlalu terik menyengat kulit. Sepasang kekasih memadu cinta di atas hamparan rumput hijau. Mereka menatap kearah kota Kairo. Pasangan tersebut sepertinya asik bercerita tentang masa depan percintaan mereka. keduanya tidak peduli apapun yang terjadi disekelilingnya, yang mereka tahu bahwa cinta ternyata begitu indah.

Digenggamnya tangan sang kekasih dengan mesra, mendekapnya kemudian berbisik mesra:

enta zai asal”.

Melambung tinggilah hati sang wanita serasa ingin mengatakan kepada seluluh dunia bahwa inilah kata yang paling indah yang pernah didengarkannya selama hidupnya. Perkataan sang Arjuna dibalas dengan senyum terindah, kemudian dengan pelan berkata:

ana bahibbak muut”.

Cinta memang sering membuat seseorang menjadi tidak realistis. Cinta mampu merubah samar menjadi jelas, dari warna hitam putih menjadi warna warni. Cinta memang dahsyat. Tidak mungkin Qais rela meninggalkan harta dan memilih untuk menyendiri di dalam goa yang sepi jika bukan karena cintanya kepada Layla. Kesengsaraan cinta adalah kenikmatan, setidaknya bagi Qais.

Kedua pasangan tadi berdiri kemudian berjalan berdampingan mesra. Tangan meraka tidak lepas, saling bergandengan seperti mobil derek yang membawa mobil korban kecelakaan lalu lintas. Sesekali perempuan itu tertawa karena humor lucu dari sang arjuna, atau terkadang mencubit mesra karena ledekan sang kekasih.

Seorang perempuan tua melihat mereka dengan iri. Sekelebat ingatannya melanglang masa lalu dan mengais sisa-sisa kenangan terindah dengan suaminya yang telah tiada. Masa muda yang begitu indah telah lewat, dan hari tua harus dilaluinya dengan sendiri tanpa lelaki yang pernah menjanjikannya cinta sehidup semati.

Pemuda itu kemudian memetik bunga mawar dipinggiran taman itu. Ia sungguh neka melakukannya, padahal disamping pot mawar itu tertulis dengan jelas “dilarang memetik bunga mawar”. Pasangan perempuannya tersenyum senang, merasa seperti dihargai dengan kenekatan yang telah di lakukan pasangan pria-nya.

Wanita memang sering menjajah tanpa pria sadari. Terkadang pria rela melakukan apa saja untuk seorang wanita. Bukti penjajahan wanita kepada laki-laki sudah banyak, sejarah mencatat kisah Julius Cesar yang dijajah oleh Cleopatra. Atau Hitler yang bisa bertindak bodok karena wanita yang dicintainya.

Laki-laki memberikan mawar merah kepada perempuan muda itu. Seperti dalam film-film romantis yang pernah mereka tonton, maka laki-laki dituntut untuk mengucapkan kata-kata indah untuk perempuan sebelum mawar merah itu berpindah tangan. Ditatapnya mata pasangan perempuannya dalam-dalam. Tangan kanan lelaki itu memegang setangkai bunga mawar merah dan tangan kirinya menggengam lebut tangan kiri pasangan perempuannya.

“Mawar ini bukan bukti cintaku, karena sesungguhnya cintaku lebih indah dari mawar merah ini”.

Kata itu begitu lembut dan lancar keluar dari mulut pria tersebut, entah mungkin karena ia sudah latihan sejak beberapa hari belakangan ini setiap sebelum tidur dan setelah bangun, ataukah memang kata itu menjadi ungkapan pemungkas dalam menaklukkan setiap wanita yang menjadi “korbannya”.

Perempuan muda itu tertunduk, pipinya merona merah karena cinta yang begitu meledak-ledak di dalam dada. Bibirnya yang merah dan indah dengan pelan berkata :

“kamu romantis sekali”

Suaranya begitu lembut, dan dari balik matanya tersimpan perasaan malu-malu yang bersembunyi.


***

Jujur ini hanya tulisan fiksi. Kalimat-kalimat tadi hanya terlintas dipikiranku sekarang ini. Tapi entah kenapa saya jadi “gimana gitu” jika mendengar kata romantis. Dari kalimat terakhir perempuan tadi, rasanya keromantisan pria adalah sebuah keharusan dan tolak ukur untuk sebuah ke-ideal-an seorang pria.

Romantis. Satu kalimat hal yang selalu menghantui kaum lelaki jika mendekati seorang perempuan yang di cintainya. Saking beratnya hal tersebut, terkadang sang lelaki harus mati-matian dan berbuat yang berlebihan untuk mendapatkan predikat “romantis” itu. Kata romantis-lah yang membuat seorang laki-laki rela melakukan apa saja bahkan terkadang di luar akal sehat seorang manusia.

Untuk ukuran sebuah cinta, rasa-rasanya hampir selalu memakai kata romantis sebagai bentuk ungkapan yang paling tepat. Laki-laki yang tidak romantis berarti tidak piawai dalam dunia percintaan. Terkadang juga malah menjadi kriteria untuk sebuah pasangan yang ideal, dalam artikata bahwa jika anda tidak merasa romantis jangan pernah berharap sebuah cinta yang indah. benar-benar sebuah penindasaan yang berlebihan.

Memang sih romantis adalah hal yang relatif, karena kriterai romantis setiap orang juga beda-beda. Tapi please dech, jangan katakan bahwa laki-laki yang tidak romantis tidak piawai dalam urusan cinta dan tidak mengerti keinginan kau wanita karena itu sama jika anda meremehkan kami.

Jika anda mengaggap bawah romantis adalah kata-kata indah, janji-janji manis, setangkai bunga mawar dan sekotak coklat, maka yakinlah bahwa romantis yang anda kagumi itu adalah romantis kampungan. Sedangkan romantis yang nyata adalah tanggung jawab.

Jeritan hati seorang laki-laki biasa yang merasa tidak romantis.

1. “enta zai asal”: Kamu seperti madu.

2. “ana bahibbak muut” : Saya cinta mati kepadamu (lebay).

2 Komentar:

  1. Fei mengatakan...

    cinta itu mengandung keindahan, tapi tidak semua keindahan itu berarti cinta.

    itu kata sunshine pada gue...

    www.lelakianeh.blogspot.com
    www.lemari-baju.blogspot.com

  2. Anonim mengatakan...

    Fuih...romantis juga nih Pang
    dipake nempak sapa neh :D
    izin ngelink hehehe