Musim panas 2007


Udah berapa hari ini aku pusing. Bukan karena mikirin masalah gw tapi mikirin masalah orang banyak. Maksudnya, aku di tugasin ama temen2 di terobosan untuk ngurusin Rihlah mereka. Aku sendiri sebenarnya banyak kerjaan, waktu itu ada acara ma teman-temen Turki. Tapi karena diminta terus, akhirnya dengan berat aku terima juga. Bukan apanya toh mereka temen aku juga, yah setidaknya membuat mereka senang. Bukan kah itu hal yang luar biasa?

Nah.. setelah aku nyatakan siap untuk mengurusi segala tetek bengeknya, aku pun diminta untuk memilih sendiri bendahara yang pas untuk membantu aku untuk menyukseskan rihlah kali ini. Yah tentu saja aku lebih milih untuk mencari asisten cewek. Bukan apanya, ada banyak factor yangmendukung kalo asistennya cewek. Di antaranya; kalo nagih asisten saya. Dia kan cewek jadi kalo nagih uang ama cowok, yah jelas cowok malu-malu lah nggak banyar ntar di kira nggak ada duit. Atau setidaknya ngasih aku semangat untuk kerja (itung-itung wat ketemu dia juga sih) he he he.

Akhirnya terpililah Diana sebagai asisten. Orangnya cantik, manis, kecut, pahit (hust..yang dua terakhir nggak ding..!) dan satu hal yang sangat penting, bahwa Diana itu orangnya mau diajak melarat (bagus tuh) eh.. di ajak makan juga kek nya nurut kok. Meski sebenarnya aku tau kalo dia bakal tersiksa jadi asisten (malesy..malesy).

Rencana location yang akan dikunjungi adalah sinai dan sekitarnya. Aku sendir belum pernah ke sana. Saya hanya mendengar dari beberapa teman yang pernah ke sinai. Tapi setelah di rembuk-kan lagi ma tiga pimpinan dan beberapa kru yang hadir di rapat, akhrinya location-nya di pindahkan. Yah, karena selain ongkos kesana lumayan mahal, kita juga ada acara malemnya. Kalo jadinya kita ke gunung, pastinya nggak ada acara malem. Karena malemnya kita harus mendaki gunung sinai. Jadi dibuang jauh-jauh saja niatnya untuk ke Sinai.
Ringkasnya, setelah ganti beberapa tempat, akhirnya Seand Beach menjadi object wisata kali ini. Karena di samping daerahnya pantai dan memungkinkan untuk melaksanakan acara malam pas rihlah, juga di dasarkan ongkos yang di pake juga lumayan murah di banding dengan beberapa tempat wisata lainnya.

Sekarang tugas saya adalah hunting location di seand beach. Jujur aja, aku nggak pernah ke sana. Aku bahkan baru mendengar derah itu dari salah sendiri eh, salah seorang sahabat kru terobosan. Katanya daerah seand beach itu di Suez. Kalo Suez sih saya sering denger tapi nggak pernah ke sana. Dengan modal nekat dan sedikit duit ongkos pribadi, akhirnya aku berangkat juga mencari dan melihat Location seand beach tersebut.

Sehari sebelum berangkat.
"Dengan siapa yah aku bisa kesana? Menemani aku ketika nanti kesasar. Jadi kesasarnya nggak sendirian". Pikirku waktu itu. Akhirnya aku teringat Agus, temen satu angkatan aku di terobosan. Cepat-cepat aku sms dia. Mengajaknya, kali aja dia nggak ada kerjaan dan bisa menemani aku ke Suez seand beach besok. Dan ternyata dia emang nggak ada kerjaan. Yup, akhirnya ada temen jalan nih.

Aku tertidur setelah semalaman begadang ma anak-anak rumah. Ngobrol dan ngoceh apa aja yang nggak jelas. Di temani kopi dan putaran kipas angin, membuat mata kami nggak bisa terpejam. Bahkan untuk berhenti tertawa rasanya susah, bawaannya ngakak aja terus, sampai azan subuh berkumandang. Setelah shalat subuh berjamaah aku baru tidur dan terbangun lagi jam 8 pagi, itu juga setelah di miss call berkali-kali oleh si Agus.

Jam 9.30 pagi aku dan Agus telah sampai di Ramses, terminal pusat kota Kairo. Ukh.. sepagi ini, tapi suhu udah panas banget. Mata rasanya perih oleh sengatan matahari. Seandainya bukan karena waktu yang mepet dan kepercayaan sahabat-sahabat di terobosan, aku lebih memilih di rumah aja sambil berendem di dalam kamar mandi. Aku kemudian menyeberangi jalan yang melintas tepat di bawah tol, melompati pagar pembatas seperti halnya orang orang mesir melewat "jalan" itu juga. Sekitar 100 m dari jalan bawah tol yang barusan aku dan Agus lewati, berjejer penjual kacamata hitam. mungkin penjual yang paling laku jualananya di musim panas adalah penjual kacamata hitam kecuali penjual air mineral tentunya.

Aku sudah tidak bisa menahan perih di mataku, ditambah debu yang terus berkeliaran membuat mataku ber-air. Kuputuskan untuk membeli kacamata hitam di salah satu penjual yang berbaris memanjang di sisi jalan. Setelah memilih kacamata yang cocok dengan kepala dan harga, aku akhirnya membeli satu buah. Aku kemudian bertanya ke Agus apakah matanya tidak perih dan sebaiknya membeli kacamata juga?. Ternyata matanya dari tadi ber-air juga oleh panas dan debu. Agus pun membeli satu kacamata yang modelnya sama dengan model punyaku, tapi beda warna. Harga per kacamata 10 Le jadi semuanya ada 20 Le. Setelah itu kami pun berangkat ke seand beach mengendarai mobil tramco yanglumayan elit, lengakap AC dan full musik.hehehe...

Sekitar satu setengah jam dalam perjalanan, kami pun sampai di sebuah mahattoh* terminal. Dari situ, kemudian bertanya jalan ke ainu sukhna arah mana? Kami pun di tunjukkan jalan barat, timur, utara, selatan (aku nggak tau arah mana waktu itu) dan ditawari untuk di antar pula.
Wah bagus nih.. kira-kitra sewanya berapa? tanyaku ke orang mesir tersebut.
50 Le" jawabnya mantap.
Sialan, mahal banget.

Udahlah gus kita ngeteng lagi, toh arahnya juga udah tau kok. Sekedar info bahwa dari kairo ke terminal tadi ongos mobilnya 8 Le per orang jadi berdua 16 Le. Dan ongkos ke seand beach dari terminal tadi 3 Le per orang jadi semuanya 6 Le.

Aku dan agus gantian membayar. Tadi waktu pas beli kacamata aku yang bayar dua-duanya, nah ongkos mobil dibayar ma si Agus. Uang yang tersisa di saku celanaku sendiri sisa 3 pound, dan yang ada di saku si Agus sisa 6 pound. Aku sendiri baru nyadar, kalo nggak bawa uang buat persiapan. Dan ternyata Agus juga nggak bawa uang banyak. Sial...!!!
Ah, kita udah terlanjur jalan gus. Sudahlah kita ke seand beach dulu, nanti kita pikirkan gimana caranya pulang. Soalnya mau balik ke kairo juga nggak mungkin, uang tidak mencukupi.


Perjalanan dari terminal ke seand beach sungguh tidak mengasik-kan. Nggak ada pemandangan yang indah. Jangan berharap melihat pemandangan indah, pelihat pohon aja jarang. Yang ada dan paling banyak adalah padang pasir dan gunung dengan warna coklat tanah, ditambah hawa panas yang terus berhembus masuk ke dalam mobil reok tanpa AC, yang hanya bisa berjalan pelan dan tertatih-tatih seperti orang tua yang kesulitan untuk berlari (loh, berjalan maksudnya).
Mobil tiba-tiba berhenti. Sopirnya kemudian menghadap ke arah aku dan Agus, kemudian berkata "hunak seand beach babu B" jawabnya dengan peluh yang mengucur deras dari kepalanya yang botak kemudian merembes ke kaosnya yang lusuh. Sambil menunjuk ke arah kiri seberang jalan. Mobil reok itu pun meninggal kan aku dan Agus.

Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 13.15. kami belum shalat zuhur. Sekitar 300 m dari pos penjagaan, berdiri sebuah mesjid berwarna putih. Di situ aku dan Agus shalat zuhur. Setelah shalat, kami beristirahat sejenak sambil berpikir banyak. Mulai dari pikiran untuk mencari penginapan buat acara rihlah nanti, sampai memikirkan gimana caranya kita bisa sampai di Kairo dengan ongkos 3 Le. Aku dan Agus memutuskan untuk secepatnya mencari penginapan sebelum sore.

Setelah mendapatkan penginapan dan jalan-jalan di pinggir pantai dengan pasir yang bersih dan pemandangan yang sungguh indah, aku dan Agus kemudian memutuskan untuk pulang. Eh, tunggu dulu ada kejadian biasa yang terjadi tapi cukup berlesan. Waktu itu ada cewek bule (umurnya kira-kira 21 tahun ato malah lebih muda lagi). Dia lagi olahraga lari-lari (bukan joging bos soalnya udah siang) asli orang mesir pada ngeliatin bule itu. Aku sendiri heran, kok daerah yang nggak terlalu terkenal ini ada bulenya, sexy pula. Aku dan si Agus sok cueq, padahal ngelirik juga. Orang mesirnya mah nggak usah ditanya, seperti baru ngeliat bule pake bikini lari lari (meski aku dan Agus juga baru pertama kalinya ngeliat bule pake bikini lari-lari).

Luputuskan untuk segera meninggalkan senad beach. Tapi, ah.. duit dari mana untuk pulang? Yang tersisa di kantong aja tinggal 3 Le yang pastinya sangat tidak cukup untuk ongkos pulang. Akhirnya setelah lama menunggu di pinggir jalan ide "gila" itu terlintas juga. Kami meminta bantuan ke orang-orang mesir penjaga kawasan itu untuk menunjukkan tempat untuk menukar uang. Ah.. aku baru inget kalo kemarin aku dapet kiriman dan uangnya ada di dompet. Aku ubek2 dompet tersebut dan ALHAMDULILLAH ada juga ternyata uang itu, aku belum sempat menyimpannya di lemari, ternyata uang tersebut nebeng di dompet.

Yui, kita bisa pulang ke Kairo. Tapi uang ini kan masih dalam bentuk dollar USA. Untuk nuker uang di sini di mana?? Nggak ada tempat untuk menukar mata uang asing, meskipun ada, pasti udah tutup kan udah jam 5 sore. Agus kemudian bertanya ke penjaga di kawasan tersebut, kira-kira ada nggak mobil ke kota suez? Ternyata ada bus yang harganya 1.50 piester. Aku dan Agus memutuskan untuk ke kota Suez dulu wat nuker duit yang nggak seberapa ini. Setelah lama menunggu, akhirnya mobil busnya dateng juga. Gila... penuh banget! Bahkan untuk berdiri aja sangat sulit. Ah, dari pada harus nunggu lama lagi, keburu malem. Sudahlah berdiri nggak apa-apa, lagian kita kan udah terlatih berdiri di bus 80 coret kalo lagi jalan kuliah.

Sampai di kota Suez. Duh, tempat buat nukernya di mana nih?? Keliling sana sini, clinguk kanan kiri. Mending nanya ke orang-orang pribumi aja. Tapi mereka juga nggak tau. Loh kok bisa ngak tau??? Aneh..!!!
Yup, nanya ke sopir taksi aja kali yah? Hem, taksi..!! teriak Agus memanggil tukang bakso. Eh, sopir taksi maksudnya.
"bang tau sarrafah nggak"
"iyya tau, kenapa emang na" jawab sopir
"anter kesitu yah bang, mau jual diri nih. Eh, mau nuker uang maksudnya".
"Yup, siap"
Dengan taksi butut (lagi-lagi mobil butut) kami menyusuri kota Suez. Dengan sinar matahari berwarna jingga dan hawa yang sejuk. Taksi berhenti tepat di depan kantor sarrafah. Dan setelah semuanya beres, kami diantar ke terminal mobil jurusan kairo.

Thanks to:
Agus; udah mau nemenin gw ke Seand Beach, meski sedikit menyusahkan tapi tetap aja mengasikkan.
Sopir taksi; thanks udah nganterin.

0 Komentar: